Sejarah & Perkembangan Seni Reyog "Asli" Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia

 Hai, salam budaya dan seni bagi kalian semua pecinta seni, budaya khususnya budaya tradisional indonesia & jawa. Kali ini aku akan menceritakan bagaimana reyog berasal. Jadi gimana sih reog itu berasal? jadi sejarah kesenian reog ini ada 2 versi bagaimana seni reog ini bisa lahir. Yang pertama versi Ki Ageng Kutu dan yang Kedua Versi Bantarangin. Kedua sangat memiliki dampak kuat & indah pada kesenian reog ponorogo ini. Dilihat dari perkembangannya kesenian reog ini mengalami cukup banyak perubuhan dari busana/kostum/pakaian, perpaduan musik & koreografi dari tahun ke tahun. Saya dan teman saya sebagai pecinta seni reyog & dan seniman reog sangat senang bangga karena reog sekarang semakin berkembang dan dilirik masyarakat dana kami sbagai pemuda pelaku snei reog berterima kasih kepada para sesepuh-sesepuh reog yang telah membaharu seni reyog menjadi lebih indah & menarik. Seperti mbah gono, alm. Mbah wo kucing, mbah mun pengraajin reog, mbah pur margo jati jolo sutro dan mbah-mbah lainnya. Dilihat di era 2000an keatas reog memiliki perkembangan yang indah dibanding jaman dulu hehe. 

Terlihat perbedaan dari dulu di era dibawah 70an reyog masih menggunakan budaya "maaf" gemblak dan konotasinyaa sedikit negatif. kalau salah tolong dikoreksi ya teman hehe. Sekarang menjadi lebih indah & mengikuti zaman. Sayangnya masih ada beberapa pertunjukan jaranan/buto-butonan ndadi yang mengatasnamakan reyog dan nama reog menjadi salah kaprah dan salah tangkap untuk para orang awam. Sampai-sampai saya pernah dulu dilarang sama orang tua pas mau ikut reog karena takut dikasih ini-itu lah padahal enggak, kita pure melestarikan & senang dengan kesenian ini. Memang pada sebelum pementasan yang cukup sakral biasanaya ada ritual dulu untuk topeng dadak meraknya. Para pembarong pun murni latihan fisik dan kanuragan/tenaga dalam seperti di beladiri. Mungkin juga beberapa mereka punya ritual tapi tidak semua hehe. dan itu bukan kesrupan, melainkan ritual untuk mmeminta keselamatan dan menjaga para pemain agar terhindar dari kecelakaan. Reog yang asli itu ya milik ponorogo dan sekitarnya(magetanan & madiunan), selebihnya juga ada reog kendang dari tulungaggung dan jaranan kediri dari kediri jawa timur hehe, Saya sendiri terkadang sedikit kesal, ni  grup yang mengatasnamakan nama reog tanpa memiliki keahlian menari ereog seperti tarian ganongan dan dadak merak/barongan. Mereka malah sibuk kesurupan kek orang sawan, makan bunga dan ayam hidup segala macem haha. 

Padahal di tanah kelahiran reog berasal sangat jarang bahkan sekarang tidak pernah ditampilkan seperti itu kecuali memang kesenian buto/jaranan kesurupan hehe.. Kalau untuk unjuk kebolehan pas reog tampil seperti pencak silat atau kekuatan tubuh masih mending lah ya hehe. Yang penting tidak rusuh. Untuk kesurupan, di pementasan reog sendiri sangat jarang terjadi kesurupan, walau ada beberapa karena suatu kondisi yang membuat penari kesurupan pada waktu itu. Biasanya memang pas lagi apesnya atau memang lagi galau/fikiran kosong sih kalau kata orang-orang sih haha. Balik lagi ke sejarahnya, untuk sejarah dan asal mula reog ponorogo itu berasal terdapat 2 versi.


Versi yang pertama masih ada kaitannya dengan kerjaan majapahit versi yang kedua merupakan versi ponorogo atau versi ghaibnya setahu saya hehe. Tolong koreksi kalau salah, jangan ngotot ya hehe

Yang pertama ada versi ki Ageng Kutu. Bagi yang belum tahu, Ki ageng kutu merupakan seorang mantan perwira yang saktipada pemerintahan raja Brawijaya V. Beliau pun melarikan diri ke daerah yang penuh dengan hutan, pepohonan dan bukit yang angker yang disebut wengker.


 Di daerah situ beliau bertapa dan mendirikan sebuah perguruan kanuragan. Perguruan itulah yang menghasilkan orang-orang yang sakti yang bernama warok. 




Ki Ageng Kutu penganut agama budha yang memiliki aliran yang dilarang memegang lawan jenis karena akan luntur kesaktiannya, maka digantikan seorang gemblak yaitu remaja muda yang dikontrak 2 tahun dan setelah itu diberi reward dan dikembalikan kepada orang tuanya. Saya kurang tahu dengan sejarah ini, karena budaya gemblak itu terlihat dan sangat  mencolok pada tahun sebelum 80an kalau tidak salah. Untuk pada era ki ageng kutu saya tidak tau, karena keterbatasan dikumentasi dan masih masa kerajaan. Mungkin budaya gemblak pada waktu itu belum ada atau sudah ada tetapi tidak disebarluaskan karena keterbatasan dokumentasi dan masih pada masa kerajaan/belum ada teknologi digital.

Belum ada dokumentasi jelas seperti prasasti atau candi yang menjadi media untuk mengabadikan sesuatu. Selain itu juga, dikarenakan film yang sempat booming pada tahun 2020 yang berjudul "Kucumbu Tubuh Indahku" ini gagal ditayangkan karena alasan sensor dan menyinggung/mendukung kaum "maaf" belok, film ini tidak jadi di tayangkan, Padahal film ini menceritakan sebuah anak pria di daerah banyumas, jawa tengah pada era sesudah PKI yang dimana ia sangat suka dengan kesenian lengger dari banyumas, akhirnya menjadi seniman penari lengger sampai kesana-kemari dan dikontrak warok saat ada pementasan di ponorogo untuk menjadi gemblaknya dan pulang kembali ke rumahnya dengan jiwa penari lebih lihai dan agresif.

Kembali ke sejarah ya kawan, jadi sejarah  ki ageng kutu merupakan peristiwa yang bersejarah. Mungkin dari kalian sudah pada tau kenapa ki Ageng Kutu ini menciptakan kesenian tersebut? Ya dikarenakan beliau kecewa dengan kepemimpinan dan kekuatan majapahit yang melemah dan tidak sekuat dulu, makanya beliau membuat sindiran kepada Prabu Brawijaya V yang terlalu tunduk dengan istrinya yang berasal dari Champa. Champa sendiri merupakan daerah yang berbudaya india-china mayoritas muslim, yang dimana mereka sering menggunakan bulu merak untuk aksesorisnya. Dan harimau melambangkan raja/penguasaha. Dari jathilan sendiri terlihat mereka pria tetapi menari dan bersolek layaknya perempuan yang melenggok atau letoy kalau istilah sekarang hehe yang menyinggung para prajurit majapahit yang tidak setangguh dulu malah berleha-leha.

Karena itulah kesenian reog muncul. Lalu untuk bujang ganong merupakan gambaran Ki Ageng kutu sendiri setahu saya dari beberapa dokumen juga menceritakan seperti itu. Tarian bujang ganong selain lincah ia juga seperti mengejek singo barong pada masa itu. Yang membuat reog terlihat ngeri tapi juga indah pada masa itu. Untuk pengrawit sendiri kemungkinan masih para  warok-waroknya. Kerajaan wengker bawahan majapahit pun semakin maju berkat ki ageng kutu. Karena kesenian reog dan para waroknya yang sakti tersebut. Setelah itu beliaupun moksa  di tempat pertapaannya letaknya di Bukit Bacin, Jetis Ponorogo. Beliau mengaku kalah karena ekspansi agama islam yang dilakukan oleh putr Prabu Brawijaya V sendiri yaitu Raden Batoro Katong/Lembu Kanigoro/Joko Piturun dan Saudara/kakak kandungnya yang bernama Lembu Kenogo atau yang bernama lain/kitsa kenal sebagai Raden Fatah. Kemungkinan jug apada saat itu Ki Ageng Kutu juga iri dengan Lembu Kenanga karena dinobatkan sebagai raja di Demak, padahal seharusnya dia yang pantas menjadi raja di Demak. Pada masa itulah nama wengker diubah oleh Batoro Katong menjadi nama Ponorogo. Saya kurang tau nama reog ini diambil dari siapa dan juga tahun kapan, tetapi  kalau dari sejarah reyog diambil dari kata "riyeg" yang berarti bergetar karena keramaian. ada juga yang bilang kalau reyog diambil dari bahasa arab yang berarti riyaqun (ga tau ini siapa yang buat hahaha) yang melambangkan perjuangan betara katong sampai titik nyawa terahir membangun daerah ponorogo bersama para patihnya (Selo Aji & Ki Ageng Mirah). Maka dari itu reog merupakan secuil kisah bersejarah dari kerajaan majapahit. 



Lanjut, lalu yang kedua ada reog versi bantarangin. Reog ini biasanya dipentaskan pada Festival Reog Ponorogo Nasional pada saat Grebeg Suro/Hari Jadi Kota Ponorogo (Tergantung penanggalanya, tapi uniknya terkadang bisa let/berjarak 1 bulan). Reyog versi bantarangin ini menceritakan yaitu dimana ada seorang dari selatan yang ingin berguru di gunung lawu. Ia pun belajar ilmu kanuragan ya ia bernama klono sewandono. Saat itulah ia menemukan saudaranya yang seperguruan yang bernama bujang ganong. Masih agak rancau dengan pengejaan atau sejarah dari nama bujang ganong ini, ada juga yang bilang pujonggo anom tetapi kok ga punya karya sastra? Padahal dari KBBI sendiri pujangga/bujangga merupakan orang yang pandai dalam hal sastra.penulisan, kok bisa disebut pujonggo sih? itupun saya jug amasih mikir dan kepo dengan istilah ini. Tak heran juga jaman sekarang ada yang menyebut pentulan karena bentuk topengnya mentul (menonjol). Lanjut ke ceritanya, lalu mereka berdua saat sudah purna/lulus mereka  dibekali senjata yang ampuh oleh ki Sunan lawu. Klono Sewandono mendapatkan pecut/cemeti samandinan yang dimana bisa menyambar petir ke lawannya dan juga topeng sakti. Lalu pujanggaanom dibekali topeng sakti yang dimana saat memakai topeng itu bisa memiliki kekuatan sangat sakti salah satunya bisa lompat tinggi. Lalu mereka balik ke rumahnya dan mendirikan kerajaan bernama bantarangin. Oh iya, pujangga anom saat itu masih muda maka ia dijadikan patih atau pendamping oleh sang klono. Saat di kerjaan tersebut klono sewandana ingin melamar putri Dewi songgolangit dari Kediri. Mendengar kabar dari luar, putri songgolangit ingin segera cepat memiliki seorang suami yang bisa menciptakan sebuah kesenian yang belum ada di dunia ini. Lalu klono sewandana pun berjalan menuju kediri dengan ditemani bujang ganong. Sebelum sampai kediri, klono sewandono dihadang oleh pemilik kawasan/kerajaan lodaya yang dimana ia adalah manusia tapi bisa berubah menjadi setengah harimau dan bertubuh kekar jika ia mengamuk. Ia pun juga ingin melamar dewi sanggalangit, melihat mereka berdua juga ingin meminang dewi songgolangit pertempuran pun akhirnya dimulai. Singo barong pun berubah menjadi setengah hatimau dan mengeluarkan pasukannya yaitu pasukan berkuda, klono sewandono pun juga mengeluarkan para prajurit menggunakan kolor saktinya. Setelah itu, para prajurit sudah kewalahan. Menurut imajinasi saya dengan dikaitkan pementasan reog versi bantarangin bujang ganong pun melakukan aksinya untuk melawan singo barong, ia pun kewalahan karena telah diserang berkali-kali oleh singo barong dan meminta bantuan kepada klono sewandono. Klono sewandono pun mengambil pusaka paling saktinya yaitu cemeti samandiman. Setelah itu ia maju, sempat kewalahan juga tetapi akhirnya dia bisa menyabet/memecut singo barong dengan hebat yang akhirnya sang singo barong menerima kekalahan, lalu mati ditangan klono sewandono dan mau menjadi tontonan untuk lamaran dewi sanggalangit. saat itu juga burung merak peliharaan singo barong menyatu di kepala singo barong dan jadilah pertunjukan reog pada masa itu. Entah ini benar atau tidak, tetapi ada yang bilang kerajaan ini tak kasat mata,tetapi ada yang bilang ini nyata karena di sejarah ada. Entah siapa yang mengarang cerita ini, pasti orang tersebut memiliki imajinasi tinggi dan pengetahuan yang cukup luas haha.

Tokoh klono sewandono sendiri sejarahnya menceritakan tokoh pria yang sedang dimabuk cinta karena ada gerakan menata rambut, kumis dan gandrung/dimabuk cinta pada tarian khas gaya surakarta & jogja. Tetapi kalau di cirebon menceritakan pria yang sedang memiliki amarah dan jatuh cinta. Beda dengan di Malang yang menceritakan seorang yang tidak teguh pendirian, pemarah dan sombong. Dari sejarahnya tokoh klono ini dari jawa timur lalu berkembang ke cirebon pada masa jenggala, dan berkembang di solo & jogja pada masa kerajaan mataram islam.

Gambaran seni reyog versi bantarangin :



Gambaran Reog Versi Ki Ageng Kutu :




Reog obyog juga kemungkinan merupakan tarian reog peninggalan dari versi Ki Ageng Kutu karena tidak menggunakan tokoh Klono Sewandono di dalamnya. Malah sekarang reog obyog menjadi yang ditunggu-tunggu masyarakat karena gerakan yang merakyat, menghibur dan penonton bisa berinteraksi langsung dengan pemain. Walau di hajatan, acara penting dan lain-lain terog versi bantarangin juga bisa dimainkan. Semua tergantung permintaan dan dari penanggap atau paguyuban/sanggar/grup reognya hehe. 

Tetapi kalau kita lihat, untuk acara kasual dan tidak terlalu formal seperti gebyakan, galang dana, khitanan dan pernikahan bisa menggunakan obyog karena untuk sarana hiburan. Untuk perkembangan reog sendiri bisa dicek youtube mulai dari reog jaman penjajahan, zaman orde baru, zaman Mbah wo kucing sampai zaman sekarang (obyog/kasual & pakeman) hehe. 


Menurut saya, perkembangan reyog ponorogo di era sekarang sudah sangat bagus. Dikarenakan para seniman-seniman muda yang sangat mencintai kesenian ini selalu berusaha menciptakan karya yang luar biasa. Lewat dari festival reog ponorogo nasional sampai membuat film pendek tentang reog. Itu dikarenakan seni reog sudah melampaui sejarah masa lalu yang banyak cerita. Sekian dari saya, terima kasih.

Komentar

Postingan Populer